Senin, 26 Januari 2009

Mulailah dengan Mencoret-coret

Diposting oleh Unknown di 07.56
Mulailah dengan Mencoret-coret!
JURUS JITU MENULIS BUKU UNTUK ORANG SIBUK

"Banyak orang yang gagal menjadi pemikir besar hanya karena ingatannya terlalu bagus."
Friedrich Wilhelm Nietzsche
(Filsuf Jerman)

Segala sesuatu dimulai dari ide. Pada tahap awal hampir semua penulis buku membuat coretan-coretan ide di atas secarik kertas. Jika anda ingin menulis buku, mulailah dengan membuat coretan-coretan seperti ini untuk membuat ide-ide yang berserakan dan abstrak di kepala menjadi suatu rangkaian gagasan konkrit yang siap dikembangkan. Sebelum anda menuliskan ide itu dalam bentuk coretan, butir-butir pemikiran, atau peta ide, maka ide-ide itu belum berwujud. Jadi, langkah pertama yang harus anda lakukan adalah membuat ide abstrak menjadi wujud nyata.

Mungkin saat kita sibuk melakukan sesuatu, tiba-tiba tersembul ide menulis buku tentang topik yang menarik. Bisa saja ide itu muncul berbentuk judul yang provokatif. Semisal seperti yang saya alami saat mendapatkan ide untuk menulis artikel ini. Waktu itu saya sedang sibuk menyelesaikan beberapa tulisan untuk sebuah buletin yang akan tampil dengan format baru. Saat sedang asyik-asyiknya menulis artikel untuk rubrik Self-Development, mendadak muncul pertanyaan bagus seperti ini; bagaimana sih cara orang sibuk bisa menulis buku?

Tiba-tiba, sejenak perhatian saya terseret ke pertanyaan itu. Lalu tanpa diperintah, di kepala ini seperti ada bioskop yang memutar ulang film tentang teman-teman saya atau para profesional dan eksekutif yang ingin sekali menulis buku, tapi menemui banyak hambatan untuk mewujudkannya. Teringat beberapa narasumber penting yang pernah saya wawancarai, yang juga ingin membuat kenang-kenangan berupa buku bagi kolega dan keluarganya. Teringat sejumlah pesohor yang meskipun sangat sibuk toh akhirnya mampu menyusun buku. Juga teringat buku-buku best seller yang ditulis para penyibuk, tetapi sangat produktif dalam menulis judul-judul buku baru.

Hanya dalam hitungan menit, ide itu makin mengkristal melalui proses mengingat-ingat, melamun, membayangkan, dan terus bertanya apa, mengapa, bagaimana, kapan, dan di mana. Tarikan ide tadi begitu kuatnya sehingga saya rela menunda beberapa menit proses menulis artikel sebelumnya, kemudian dengan cepat beralih ke selembar kertas. Lalu saya menulis butir-butir pemikiran kilat tersebut dalam bentuk kalimat-kalimat pendek. Isinya, pertanyaan-pertanyaan (rumusan masalah), fakta-fakta di lapangan, asumsi-asumsi awal, bayangan pemecahan masalah, serta contoh-contoh yang relevan. Begitu muncul di kepala semua langsung saya tulis, tidak beraturan, dan benar-benar hanya merupakan catatan atas kilasan ide dalam bentuk kalimat pendek. Bentuknya belum beraturan, tapi gagasan dasarnya sudah didapatkan.

Usai menyelesaikan pekerjaan sebelumnya, barulah saya fokuskan perhatian pada coretan-coretan tadi. Saya analisis sekilas, mana ide-ide yang saling berdekatan, yang satu mendukung yang mana, apakah yang ini menjadi penghantar yang itu, apa ide ini menjawab permasalahan itu, begitu seterusnya. Ada semacam proses saling mengkaitkan ide-ide, mengelompokkannya, mencari sebab akibatnya, mencari benang merah di antara gagasan-gagasan tersebut, dan mencari kesimpulan-kesimpulan atau jawaban sementara. Dari proses inilah saya mampu menghasilkan outline kerangka sebuah buku yang kemudian saya tulis menjadi serial artikel pendek ini. Begitu outline tersusun, saya langung bisa mimilih kira-kira judul-judul artikel mana yang akan saya tulis lebih dulu.


Mulailah dengan Mencoret-coretSocialTwist Tell-a-Friend

0 komentar on "Mulailah dengan Mencoret-coret"

Posting Komentar

Klik Toko Online Foredi GASA

 

Belajar Menulis, Belajar Menulis Artikel, Belajar Menulis Berita, Belajar Kuliah Copyright 2009 Reflection Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez Distributed by Deluxe Templates